The Author

The Author

Monday, October 28, 2013

Hujan

Hujan sore ini cukup deras
Setelah basah kuyup aku akhirnya masuk kekereta
Aku senang bisa menghindari macet dan penatnya kota yang ramai ini
Aku juga senang, kereta saat itu tidak penuh sesak
Ramai,tetapi aku masih bia bergerak leluasa
Aku menuruni kereta, keluar dari stasiun

Hujan masih turun rintik-rintik.
Kilat besar masih terlihat dilangit kelabu
Aku kemudian menaiki motor ojek pertama yang aku lihat.
Setelah keluar dari daerah yang cukup ramai, motor mulai bisa melaju lebih kencang
Angin mulai terasa dinginnya
Aku membiarkan tubuhku menyerap sejuknya angin sepoy-sepoy
Hujan belum juga berhenti
Aku memutuskan untuk melihat keatas
Aku membiarkan tetesan-tetesan air hujan berjatuhan di wajahku

Aku tidak peduli aku akan sakit atau apapun yang akan terjadi.
Aku memejamkan mataku
masih mendongak dan air masih berjatuhan
mencoba menerjemahkan apa yang sedang terjadi
aku tidak tahu apa yang memasuki pikiranku
aku merasakan kebebasan
kedamaian
ketenangan.
aku mulai tersenyum, sampai aku akhirnya tiba sampai tujuan

tuhan, aku mencintai hujan.
tuhan, terimakasih atas hujan hari ini
terimakasih atas perasaan yang aku rasakan
terima kasih akan karunia mu.
tuhan, biarlah aku tidur dengan nyenyak dan tenang malam ini

tuhan, lindungi dia yang aku sayangi
Semoga ia menikmati hujan hari ini seperti aku
Biarkan senyum diwajahnya tetap bersinar
walau dihari hujan

Allegra

Tuesday, July 23, 2013

Prihatin

Hello! udah lama nggak buka blog nih, padahal niatnya selama liburan mau tambah rajin nge blog. anyway, kali ini saya mau numpahin pikiran yang ngeganggu saya tp gatau gimana cara diatur jadi kata-kata. here goes

bilang saya naif , bilang saya munafik
tp apa cuma saya yang mikir kalau orang orang negara ini bener-bener haus akan perhatian?
saya sedih liatnya , bukan sedih sih...apa ya? concern
nggak semua orang sih , tp tetep aja. saya bukan siapa-siapa , saya nggak paham politik dan nggak tertarik dan nggak mau tau tentang politik , saya juga nggak ngerti hukum
tp apa iya caleg yang bagi-bagu duit itu cara kampanye yang bener?
apa iya selebritis-selebritis yang nyalonin diri jd presiden atau gubernur atau apapun itu kandidat yang bener? bukan bilang selebritis nggak pantes , itu hak dia juga.

negara ini katanya negara beragama
dasarnya pancasila, ketuhanan yang maha esa.
tp masih ada aja kelakuan orang - orang kayak FPI. nabrak orang , digeret 100M
untuk apa sih kayak gitu? paling jelas ya cari atensi
pernah juga ada orang FPI bikin akun jaringan sosial buat jelek-jelekin agama lain
buat apa sih? cari sensasi? nggak lucu
juga waktu itu kejadian lady gaga, gagal kesini  karena di protes
emang orang - orang itu ngerti musik? emang tau lady gaga kayak apa?
punya etika lah, cari perhatiannya nggak gitu juga
terus pemimpin kita juga nggak bertindak apa-apa
sibuk twitteran kali

nggak sampe disitu , kita kebiasaan membesar-besarkan berita
contohnya eyang subur
oke dia salah , dia mungkin sesat. tapi apa perlu teriak-teriak di depan kamera stasiun tv?
kasusnya selesai , arya wiguna atau siapalah itu disorot
katanya mau nembak cewek
untuk apa kayak dibesar-besarkan dan dihumbar-humbar? dapet perhatian? dapet ketenaran?
kayaknya hal seperti itu penting banget ya belakangan ini?

all seriousness aside , kemaren saya lg iseng iseng cari-cari online shop
di instagram sekarang kan? nah ada satu account yang saya temuin
agak menarik , tp aneh dan saya prihatin liatnya
dia jualan followers , bs untuk twitter bs untuk instagram you name it
yang ada di pikiran saya cuma "segitunya? emang ada ya yang beli?"
kasian sama yang beli. "kok followers lo bisa banyak banget?" "iya gue beli" -__- how pathetic
hey tp itu hak mereka , saya disini cuma sharing

saya disini bukannya ngejelek-jelekin negara saya sendiri , sekali lagi saya cuma numpahin isi pikiran saya , saya bukan siapa-siapa , dan nggak ngerti apa-apa. saya bangga kok jadi orang indonesia,
lagian , nggak hal jelek-jelek aja kok yang ada dinegara kita. banyak yang bisa dibanggain ;)
mudah-mudahan ya semuanya bisa berubah jd lebih baik lagi
boleh lho yang mau kasih tanggepan

sincerely,
Allegra

Sunday, June 16, 2013

Scars

Remember when we were a kid
we fell, really hard,that it leaves scars?
we want to look strong so we don't look like a baby
so your friends won't think you're stupid
but then finally we can't handle the pain , so then we cried
until finally your mom treat it
put a band aid on it.
then you feel better for a while
what you don't realize is...even you don't feel it anymore, the scar is still there
it will always stay there.
and then one day , someone pull out that band aid that has been protecting you
you feel it again, the scars. because it's never leave you
it's still there, always has been
that someone just open it again for you.
so then you cry again until the same thing happened again.
you fell hard, and the pain came back.
until no matter how you put on the band aid , it will not matter anymore
you became fragile, tried to be more carefull
you are terrified.
but finally you realized, it was a mistake
and you also realized ,that you learned from it, you will never make the same mistake
so you move on with your live.
and try to not look back so you won't have to feel the scars again.

-Allegra

Monday, April 29, 2013

Fall

I want to let you know that
you are the smile on my face
one glance at you, and everything's okay again
it's funny, when someone's happiness means it's your happiness too
i guess you mean so much more to me than i think
you mean so much more than you ever imagined

i guess what i'm saying is
i want to say thank you
for the smile and happiness you put in my face
each and everyday

:)

loves,
allegra

Monday, April 22, 2013

Fears

Manusia itu manusia. Pasti punya rasa takut.
seperti saya sendiri , saya punya rasa ketakutan yang berlebihan pada kecoa.
yes. that small little bastards can make me scream on the top of my lungs when i saw them
it's just....KENAPA ADA KECOA DI DUNIA INI, RIGHT?
pointless stupid ugly disgusting creatures
not to mention if they can fly. it's like...are you kidding?!?! errgh
baru beberapa hari lalu. tiba2 ada kecoa ON MY FREAKING BED
can you imagine how freaking out i was?
yeap , i hurt my arm.
jadi of course gue tereak2,right? jadilah gue heboh segala macem. then it was gone
suddenly it's climbing my wardrobe. and my mba killed it. and life is good again

selanjutnya ketakutan saya ada di darah. not my own tho.
kayak kalo di action movies which of course there's blood everywhere
jadinya ngilu sendiri aja gitu ha-ha-haaaaaa
kayak kemaren , lagi belajar and my book mention this blood abnormality disease
so , without knowing what i was doing , i google-d it.
just looking at it mau muntah dan ngilu sendiri. hiiiih ngebayangin lagikan jadinya
salah banget nih hahaha
but really those creeps the hell out of me.

tapi ya belakangan ini , saya sering banget yang namanya paranoid.
like my fears is on another level.
kayak if something touched my right foot. gue bisa kayak orang kaget yang hampir lompat.
then it turned out just my left foot. really, brain? really? -_-
atau kalo tiba2 ngerasain tiba2 ada sesuatu di kasur,
which turns out only my towel or something.
not only those kind of fears tho
kayak kadang2 lagi chatting sama orang , i think about what i said
then thinking "CRAP!!! SALAH NGOMONG DEH!!" which turns out to be just fine.

i seriously need to relax -_-
 sometimes i just can't help it , you know?
okay so , what are your fears?

OH OH! gue bsk midterms nih
udah belajar dari kemaren nggak kelar-kelar banyak banget
ah wish me luck people. i'm just gonna do my best and let god do the rest
shizzzz now i'm freaking out about the exam

anyway , as i was saying , try to get over your fears
kalo kata joey tribianni
"you scared of height , go to the top of a building , you scared of bugs....go get a bug"
cheers!

Loves,
Allegra

Friday, April 19, 2013

Tak lekang oleh waktu

okay, saya nyimpen cerpen ini dengan maksut untuk sendiri. udah disimpen beberapa bulan terakhir. tp kayaknya it's time for people to read it. i want opinions on this. so , please :)
and here goes


Pria yang rambutnya  mulai memutih itu sedang bersepeda seperti yang biasa  ia lakukan rutin setiap hari. Itulah yang ia lakukan untuk sekedar menenangkan pikiran dan mencari udara segar.  Tiba – tiba matanya tertuju pada seorang perempuan , seumuran dia, sedang menyiram tanamannya dengan telaten. “ooh tuhan , mungkinkah  itu dia?” pikirnya. Ia memandang wanita itu dari jauh, tidak berani mendekat. Mata itu , senyum itu , ia takan pernah lupa . Senyuman yang selalu menghiasi harinya , mata yang selalu memberi keteduhan bila dipandang. Ia tidak menyangka akan bertemu kembali setelah puluhan tahun lamanya , dengan cara seperti ini. Ia belum berani mendekat , tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Haruskah ia menyapanya? Haruskah ia menghampiri wanita yang sudah ia cintai sejak dulu dan perasaannya kepadanya tidak pernah berubah? Pikirannya kembali keberpuluh-puluh tahun yang lalu
60 tahun yang lalu
“Anak – anak , sekarang kita kedatangan  anak baru , ia pindahan dari Surabaya , namanya Reina..”  kata bu guru. “Perkenalkan”  kata reina  dengan logat medok khas Surabaya sambil menunduk malu – malu.  “Hai reinaaaaa” kata murid kelas 5 sd dikelas tersebut serempak. “Reina , sekarang kamu silahkan duduk di bangku kosong disebelah Aldi”. Reina kemudian duduk di sebelah Aldi. Aldi hanya bisa tertegun melihat sosok yang sekarang akan menjadi teman sebangkunya. Anak itu sangat manis , matanya bulat , senyumnya yang tulus membuat siapapun ingin balik tersenyum kepadanya.  “Hai” sapa Reina “eh,uhmm, hai” balas Aldi sedikit ketus , takut reina tahu apa yang ada dipikirannya.  “Yak , buka buku matematika kalian , kita akan mulai pelajaran”  perintah bu guru , menyadarkan Aldi dari lamunannya. “Aldi , di Surabaya aku belum memulai bab ini , mohon bantuannya ya? “  kata Reina sambil tersenyum. “Aku bantu sebisaku,matematika bukan pelajaran terbaikku”  kata Aldi. Mata bulat itu memperhatikan papan tulis , sekali – kali menggaruk – garuk kepala kebingungan.  “Aldi , rumus yang ini aku nggak ngerti,” keluh Reina. “Ah masa gitu aja nggak ngerti” jawab Aldi ketus. “Bener deh , aku bingung dari mana bisa dapet hasil kayak gitu , aku udah coba sendiri , tetep nggak bisa” kata Reina berbisik. Aldi hanya melirik tanda tidak perduli. Reina mendesah dan mencoba menyelesaikan soal yang diberikan bu guru.
Ketika pulang sekolah , Aldi kaget melihat ayahnya sudah pulang. “Eh jagoan papa sudah pulang!” seru ayahnya menyambut Aldi di pintu. “Papa udah pulang?” kata aldi heran. “Iya , di kantor lagi nyiapin acara selamat datang buat bos papa yang baru pulang. Kamu sama mama nanti ikut ya? “ kata ayahnya.  “Kenapa harus ikut pa? males ah aku mau main sepeda aja” keluh Aldi. “Aldi , acara ini penting buat papa , kita ikut saja , nanti bos papa juga katanya akan mengajak keluarganya , anaknya seumur kamu lho!” sambung ibu nya. “Betul Aldi , lagian kamu ini main sepeda atau nonton tv terus kerjaannya. Sekali – kali ikut ke acara papa dong” pinta Ayahnya. “huh..yasudah” gerutu Aldi malas.
Mereka akhirnya tiba di acara tersebut. Aldi yang sudah lapar tergiur dengan hidangan makan malamnya. Ia hendak mengambil makanan ketika ada satu keluarga yang menyapa ayah “Hei pak rudy!” seru lelaki yang sepertinya adalah bos ayahnya “Hei pak raga , selamat dating kembali di kantor kita ini, bagaimana Surabaya?” balas pak rudy sambil tersenyum. “Surabaya?” pikir Aldi. “Aldi , ini pak rudy , bos ayah yang sudah tinggal lama di Surabaya “ jelas ayahnya “Salam kenal aldi , oh iya , ini anak saya , Reina. Reina , ini Aldi , anak pak raga” Kata pak rudy. Aldi tersentak , terkejut melihat siapa yang ada di depannya. “Kamu?!”  Kata Reina ikut terkejut. Pak rudy yang juga terkejut jadi tertawa “Kalian sudah bertemu dan saling kenal? Bagaimana bisa?” “Kami, sekarang satu kelas, malah sebangku” Jelas reina. Tawa pak rudy semakin keras “Yasudah , kalau begitu pergilah , kalian bisa mengobrol sambil makan” kata pak rudy. Keduanya terbelalak. Mereka akhirnya berjalan berdiam – diaman menuju sajian makanan prasmanan.  Aldi semangat sekali , karena perutnya daritadi sudah keroncongan. Reina hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum melihat kelakuan anak laki – laki didepannya. Badannya kecil tetapi makannya banyak juga , pikir reina. Merekapun menyantap makanan mereka “Kamhu khenapha phindhah khe jhakhartha?” Tanya aldi dengan mulut penuh “Apa? Jangan ngomong kalo mulut penuh dooong” protes Reina. Aldi menelan makanannya “Kamu kenapa pindah kejakarta?”  “Gitu dong yang jelas, ayahku ditugasin disurabaya dari aku belum lahir. Sekarang dipindahin lagi kejakarta sama pemilik perusahaan. Katanya disini butuh orang” jelas Reina masih dengan logat medok yang kental. “Oooh gitu. Logat kamu lucu ya. Sedih nggak ninggalin Surabaya?” Tanya aldi lagi “Abis aku dari lahir sudah di Surabaya , jadi logatnya begini ,padahal ayah ibuku nggak begini begini amat lho logatnya. Aku awalnya sedih , nangis- nangis terus , tapi kata ayah aku disini bakal dapet temen-temen baru dan sekolah baru yang lebih baik. Aku mau kasih yang terbaik untuk ayahku” celoteh Reina sambil menyuap suapan terakhir dari piringnya. Mereka kemudian terus dan terus mengobrol. Banyak yang aldi ketahui tentang teman sebangku barunya, ia mengetahui kalau Reina punya peliharaan anjing yang ia beri nama Bruno , ia juga pandai bermain piano dan menggambar. Suatu hari Reina ingin menjadi seniman. Aldi mendengarkan cerita – cerita Reina dengan seksama. Mata bulatnya membesar tanda bersemangat. “Kamu kalo dikelas kok ketus sih?” Tanya reina tiba – tiba. Aldi terdiam “aku…aku…gatau..a..” Aldi kebingungan. “Mulai sekarang , kamu nggak boleh ketus lagi kalau disekolah ya, kita mulai dari awal. Janji?” Kata reina , bibirnya naik tersenyum. “Janji deh” aldi  balas tersenyum. Bersamaan dengan itu , ayahnya memanggilnya untuk pulang. “Aku duluan ya!” seru aldi “Sampai bertemu disekolah” jawab reina sambil tersenyum.
Semenjak itu , reina dan aldi menjadi teman baik. Mereka selalu makan dan duduk bersama saat istirahat makan siang. Reina sangat mengerti aldi , reina adalah pendengar yang baik. Ia tidak perduli celetukan teman-temannya  tentang persahabatannya dengan Reina. Untuk pertama kalinya , aldi menemukan orang yang sangat ia perduli dan sayang.  Persahabatan mereka terus berkembang , mereka berusaha mati – matian memasuki SMP yang sama dan SMA impian mereka bersama – sama. Orang tua masing – masing sangat menyetujui persahabatan mereka. Orang tua reina merasa Aldi adalah pengaruh baik terhadap Reina.  Tidak jarang kedua keluarga pergi berlibur bersama.
Ketika kelas 3 SMA , Aldi menyadari sesuatu yang sudah menggangu pikirannya selama ini. Reina untuknya adalah lebih dari sekedar sahabat. Aldi tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Aldi jatuh cinta kepada sahabatnya. Tidak ada yang mengerti Aldi lebih dari Reina , tidak ada yang selalu siap mendengar keluhannya dan kemarahannya selain Reina. Reina , reina dan reina. Akan tetapi , aldi memilih untuk diam dan menyimpan perasaannya kepada dirinya sendiri , sampai akhirnya , Aldi menerima surat dari ibunya. “Aldi , ini untuk kamu” “apa ini ma?” aldi heran . “Kamu diterima menjadi murid dari University of Washington , Seattle , fakultas ekonomi”  itu yang tertulis disurat tersebut. “Tapi , aldi kan nggak pernah daftar ma?” Kata aldi masih kaget. “Iya , papamu mendaftarkan namamu , kamu mendapat beasiswa! Kamu akan ke amerika , nak!” ibunya sangat bersemangat. “Tapi…” Pikiran aldi campur aduk. “Aldi beneran ke amerika ma?” “iya nak! Selamat ya! Persiapan akan dimulai minggu depan , kamu berangkat bulan juni” jelas ibunya , matanya berbinar – binar. Amerika? Bagaimana aku akan memberi tahu reina. Tapi kesempatan ini sangat berharga untuk masa depanku. “Aldi senang ma , makasih ya , aldi kekamar dulu” Aldi kemudian berbaring di kasurnya , memikirkan apa yang harus ia lakukan selanjutnya
“Amerika,di?” jawab reina ketika aldi memberi tahunya dirumahnya “Jauh banget ya di. Aku bakal kangen banget sama kamu di! Tapi , kamu harus inget aku selalu disini dukung kamu. Kamu sahabatku paling baik didunia “ kata reina , matanya berkaca – kaca menahan tangis tetapi tidak mau ditunjukannya didepan aldi. “Makasih ya re , aku bakal kangen kamu juga re , kita bakal terus jadi sahabat ya re , janji sama aku” kata aldi , sembari memeluk sahabatnya “Aku janji di,aku akan selalu doain kamu di” reina akhirnya menangis, pelukan andi semakin erat. Andai kamu tahu isi hati ini re , andai kamu tahu perasaan aku yang sebenarnya tangis aldi dalam hati.
Hari itu akhirnya datang , hari dimana aldi harus pergi.  Keluarga andi , reina , dan keluarga reina berkumpul mengantar kepergian andi. “hmm…yasudah , sampai disini..daa..” “di , sebentar” kata  reina sambil memberikan sebuah amplop “kamu diterima sebagai murid dari unive..Rei, selamat ya! Kamu sudah ngomongin universitas ini sejak smp , aku bangga sama kamu rei, kamu akan jadi seniman hebat!” puji aldi “makasi di , kamu hati – hati disana ya di.” Reina menangis lagi. “Makasih reina , kamu jaga diri baik – baik. Aku berangkat ya reina , ma ,pa aku berangkat , om , tante , aldi pamit.” Aldi pun pergi. Selama disana , aldi tidak pernah lupa balas membalas surat dengan perempuan yang sangat ia cintai , reina. Hampir setiap minggu aldi mengirim surat , balasan reina pun selalu ia tunggu. Sudah 5 bulan mereka surat menyurat , sampai suatu saat , balasan itu berhenti datang. Aldi tetap mengirim surat  selama 3 bulan setelah itu sampai akhirnya menyerah.  Ada apa reina? Aku salah apa? Apa kamu pindah rumah? Kenapa tidak memberi kabar jika itu yang terjadi?  Tangis aldi. Balasan itu tidak pernah datang sampai bertahun – tahun. Aldi pasrah , iapun menemukan perempuan lain yang mengisi hatinya, Chloe , teman sekelasnya. Mereka berpacaran selama 4 tahun hingga aldi melamarnya dan hubungan mereka lanjut ke pelaminan.  Akan tetapi , pernikahan mereka putus ditengah jalan. Chloe pergi meninggalkannya tanpa alasan yang jelas. Aldi pun merasa terpukul tetapi juga lega. Ia tidak bisa membohongi perasaannya sendiri. Senyuman itu , mata bulat itu , yang sangat ia rindukan selalu mengisi hatinya. Tak pernah lepas , tak lekang oleh waktu.
Aldi pun memutuskan untuk kembali ke negara kelahirannya setelah ditinggal chloe. Ia tinggal sendiri dirumah lamanya. Ia tidak pernah memikirkan untuk menemui Reina , ia bingung. Ia pun membeli rumah baru dan tinggal disitu seorang diri , memulai karir baru dari awal. Ia terkejut , ia menikmati perubahan ini.
Sekarang
Semenjak hari itu , aldi bersepeda setiap hari , hanya untuk berhenti melihat kea rah rumah itu untuk menikmati  senyuman dan mata indah yang ia sangat rindukan itu. Tidak berani mendekat , hanya memandang dari jauh, setiap hari  , selama setahun. Sampai suatu ketika , rumah tersebut ramai orang berdatangan , orang yang datang menangis ketika keluar. Aldi mengebut dan terkejut melihat apa yang terjadi. Aldi membanting sepedanya dan masuk kerumah itu. Rumah duka. Reina , sahabatnya , orang yang sangat ia cintai , pergi untuk selama – lamanya. Ia menangis sejadi – jadinya.  Aldi menyesal tidak berani mendekat , setidaknya jika aldi memberanikan diri , ia bisa mendengar suara riang itu lagi , melihat senyuman yang sangat ia rindukan dari dekat.
Reyhan , anak reina satu-satunya , menghampiri lelaki yang menangis tersedu-sedu itu. “Maaf pak , saya reyhan , bapak kenal ibu darimana?” “Kami…kami..teman lama” jawab aldi masih terisak. “Nama bapak siapa?”  “umm..nama saya aldi” “Aldi? Tunggu sebentar..”
Reyhan mengambil sesuatu dari suatu rak. Sebuah buku harian milik Reina. “Pak, saya tidak tahu bapak sudah kenal berapa lama dengan ibu. Tetapi saya ingin bapak memiliki ini.” Kata reyhan menyerahkan buku yang sudah terlihat kusam.  “Nama aldi ada di setiap lembar buku ini pak..”  kata reyhan bergetar.
            Aldi membaca halaman demi halaman, terkejut. “mata itu ,senyuman itu , ia muncul lagi. Aku takkan pernah lupa. Andai ia tahu perasaanku yang sebenarnya..”  “Aku tahu ia memandang rumahku dari jauh , mengapa ia tidak mendekat? Apakah ia tidak sadar aku menyiram tanaman ini setiap hari sengaja jam segini hanya untuk melihatnya? Mengapa ia tidak mendekat? Aku merindukannya”   Penyesalan itu semakin menghantuinya. Tangisan aldi semakin keras. Reyhan memeluk dan mengusap pundak aldi mencoba menenangkan. Aldi memeluk buku harian itu sangat erat.  Aldi mencium jenazah Reina untuk yang terakhir kalinya. Sambil membisikan “Aku cinta kamu reina , maafin aku, kamu jaga diri disana rei..aku janji rei , aku akan selalu doain kamu.”

not the best story in the world , i know. but please let me know what ya'll think
cheers :)

loves,
Allegra

Why mental health is as important as physical health

Some of you may know these people. They have a good steady job, good friends, good health, have everything figured out, have a master's...